Pada hakikatnya semua zat dapat
berlaku sebagai racun, tergantung pada dosis dan pemberiannya.
Karena gejala yang timbul sangat bervariasi. Kita harus mengenal gejala yang
ditimbulkan oleh setiap zat (agens) agar dapat bertindak cepat dan tepat pada
setiap kasus dengan dugaan keracunan.
Racun
adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara yang
menghambat respons pada sistem biologis dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan,
penyakit, bahkan kematian
Racun merupakan suatu bahan dimana,
bila terserap atau diserap oleh organism dapat melukai atau iritasi, serta
dapat menyebabkan kematian.
Menurut
cara terjadinya keracunan dibagi menjadi :
a.Self Poisoning
Seseorang yang makan sesuatu,
tetapi dengan pengetahuannya tidak tahu bahwa yang dimakannya itu membahayakan.
Dengan bermaksud, untuk tidak bunuh diri.
b.Atteleted Suicida
Orang yang bermaksud untuk bunuh
diri, tetapi tidak menyebabkan kematian alias sembuh.
c.Accidental Poisoning
Keracunan terjadi karena factor
kecelakaan
d.Homocidal Poisoning
Keracunan akibat tindakan kriminal
Seseorang
dicurigai menderita keracunan bila:
Seorang
yang sehat tiba-tiba sakit.
Gejalanya
tak sesuai dengan suatu keadaan patologik (kelainan) tertentu
Gejala
menjadi progresif (bertambah berat) dengan cepat karena dosisnya yang
besar dan intorelable (tidak dapat toleransi)
Dari
pertanyaan kepada pasien menunjukkan ke arah keracunan, terutama pada
kasus bunuh diri/kecelakaan.keracunan jangka lama di curigai bila
digunakan obat dalam jangka waktu lama atau lingkungan pekerjaan yang
berhubungan dengan zat kimia.
Meskipun
sampai sekarang kira-kira 95% kasus keracunan tidak dikenal anti racunnya.
Pengobatan yang segera dilakukan terhadap gejala yang ada, ini cukup
efektif.
Penatalaksanaan
Prinsipnya:
Mencegah
/ menghentikan penyerapan racun
Mengeluarkan
racun yang telah diserap
Pengobatan
terhadap gejala
Pengobatan
spesifik dan anti racunnya.
☺ Mencegah
/ menghentikan penyerapan racun: Bila racun ditelan:
1.Encerkan racun yang ada dalam
lambung sekaligus menghalangi penyerapannya. cairan yang dapat dipakai:
Air
biasa
Susu
dan/atau telur mentah
Sendok
teh penuh norit dalam 1 gelas air
2. Kosongkan lambung tindakan ini hanya efektif
bila di lakukan dalam 4 jam setelah racun di telan:
a.muntahkan,
di lakukan dengan cara:
mekanik:
dengan merangsang dinding tenggorokan dengan jari dapat di kombinasi
dengan pemberian obat perangsang muntah.
obat-obatan
Air
garam: 1-2 dalam 1 gelas air hangat di minum.
Kontraindikasi (perkecualian):
>Keracunan zat korosif: asam/basa kuat, fenol, strikain.
>Keracunan senyawa hidrokarbon: minyak tanah, bensin
>Penurunan kesadaran
>Kejang.
b.Bilas
lambung: biasanya di lakukan di R.S
Perkecualian:
>keracunan zat korosif
>kejang
3. bilas usus besar dengan:
-Pencahar
- Klisua : air sabun / gliseris pertebtal
☺ Mengeluarkan racun yang telah diserap: biasanya
dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah
sakit
☺ Pengobatan gejala: biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan
Yang terpenting bagi anda semua sebagai orang non medis adalah mengenali bahwa
hal tersebut adalah suatu gejala keracunan. Sehingga dapat melakukan
langkah-langkah seperti di atas semaksimal mungkin. Dengan memperhatikan
apa-apa yang menjadi kontraindikasi (hal-hal yang tidak boleh di lakukan). Jika
belum ada perubahan, segera bawa ke Rumah Sakit terdekat supaya segera
mendapatkan pertolongan. Karena pertolongan yang cepat dan tepat sangat
membantu penyembuhan dari keracunan. Semoga tulisan ini dapat sebagai bekal
ilmu bagi anda semua dan memberikan manfaat.
GIGITAN ULAR BERBISA
Di
sekeliling kita ada racun alam yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan.
Salah satunya adalah gigitan ular berbisa yang sering terjadi di daerah tropis
dan subtropis. Mengingat masih sering terjadi keracunan akibat gigitan ular
maka untuk dapat menambah pengetahuan masyarakat kami menyampaikan informasi
mengenai bahaya dan pertolongan terhadap gigitan ular berbisa. Ular merupakan
jenis hewan melata yang banyak terdapat di Indonesia. Spesies ular dapat
dibedakan atas ular berbisa dan ular tidak berbisa.
Bisa
adalah suatu zat atau substansi yang
berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem
pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah yang termodifikasi, yang
dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang mengeluarkan bisa merupakan
suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah
sisi kepala di belakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi
tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama protein, yang memiliki
aktivitas enzimatik.
Efek
toksik bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies, ukuran
ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu
atau kedua taring menusuk kulit), serta banyaknya serangan yang terjadi.
Macam
Bisa :
1.Neurotokoksin, yang
menyerang saraf dan bersifat pertentangan dengan tranmisi ransangan saraf
2.Hemotoksin, yang
menyerang darah dan sitem peredarannya
3.Kardiotoksin, yang
diserang dalah otot jantung
4.Miksotoksin, yang
diserang cairan di dalam tubuh
Beberapa ciri ular berbisa adalah
-bentuk kepala segitiga,
- pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring.
-mata dengan pupil vertical
-moncongnya pendek
-mempunyai kantong bias
pada kepala bagian belakang
Beberapa ciri ular tak berbisa adalah
-kepala berbentuk
segiempat panjang
-gigi taringnya kecil
-pada bekas gigitan ada
luka halus disepanjang lingkungan
Gambar 1. Bekas
gigitanan ular. (A) Ular tidak berbisa tanpa bekas taring, (B) Ular berbisa
Secara umum, akan timbul gejala
lokal dan gejala sistemik pada semua gigitan ular.
● Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan
karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit).
1. Diistirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka gigitan
2. Bila belum tersedia antibisa, ikatlah 2 ujung yang terkena gigitan. Pasang
torniket pada bagian atas luka Tindakan ini kurang berguna jika dilakukan lebih
dari 30 menit paska gigitan.
3.Keluarkan racun dengan
sebanyak-banyaknya. ( membuat luka pada bekas gigitan dan hisap dengan mulut)
Setelah dibawa ke rumah sakit:
Beri SABU (Serum Anti Bisa Ular) polivalen 1 ml berisi:
1. 10-50 LD50 bisa Ankystrodon
2. 25-50 LD50 bisa Bungarus
3. 25-50 LD50 bisa Naya sputarix
4. Fenol 0,25% v/v.
Teknik Pemberian:
2 vial @ 5 ml intravena dalam 500 ml NaCl 0,9 % atau Dextrose 5% dengan
kecepatan 40-80 tetes per menit. Maksimal 100 ml (20 vial).